Cerpen Terbaru: Janji Yang Tertinggal Di Ruang Tahta

Di lembah yang terbungkus kabut sutra, berdiri istana yang bisu. Bukan bisu karena sunyi, melainkan karena menyimpan sejuta* rahasia yang berbisik dalam setiap hembusan angin. Di ruang tahta yang megah, namun dingin, kisah ini bermula.

Seorang Kaisar, Li Wei, terperangkap dalam jala takdir. Wajahnya bagai pahatan batu giok, sempurna namun membeku dalam kesedihan abadi. Ia memandang lukisan seorang wanita, Mei Lian, yang senyumnya bagai rembulan di tengah badai.

Lukisan itu bukan sekadar gambar. Ia adalah jendela menuju dimensi yang terlupakan. Setiap malam, Li Wei memejamkan mata, dan ia menemukan dirinya di taman terlarang istana. Di sana, Mei Lian menunggunya. Mereka menari di bawah taburan bintang, tertawa di antara gemercik air mancur yang berbisik tentang cinta abadi.

Cinta mereka seperti kuncup teratai yang mekar hanya di kegelapan. Indah, namun* terlarang. Mei Lian, bukan berasal dari dunia Li Wei. Ia adalah mimpi, ilusi, atau mungkin, kenangan dari kehidupan yang lampau.

Hari-hari Li Wei dijalani dalam dua dunia. Di dunia nyata, ia adalah Kaisar yang berkuasa, namun hatinya rapuh. Di dunia mimpi, ia adalah kekasih Mei Lian, yang berjanji akan menjaganya selamanya.

Suatu malam, di taman terlarang itu, Mei Lian berbisik, "Li Wei, janji kita terikat oleh benang merah takdir. Namun, benang itu rapuh, dan* akan segera putus."

Li Wei menggenggam tangannya erat. "Tidak! Aku akan melakukan apa saja untuk menjagamu!"

Namun, Mei Lian tersenyum sedih. "Takdir tidak bisa dilawan. Aku hanya bisa hidup dalam ingatanmu."

Dan, di momen itu, terungkaplah rahasia yang tersembunyi selama ini. Mei Lian bukanlah ilusi semata. Ia adalah putri dari kerajaan yang telah lama ditaklukkan oleh Li Wei. Ia telah mengorbankan dirinya untuk mendamaikan kedua kerajaan, menjadi bayangan yang menghantui Li Wei dalam mimpi. Lukisan itu adalah pintu menuju penyesalan dan cinta yang tak terbalas.

Rasa sakit mengoyak hati Li Wei. Ia telah membunuh kerajaan Mei Lian, dan tanpa disadarinya, ia juga telah membunuh cintanya. Keindahan mimpi itu kini terasa seperti belati yang menusuk jantungnya berulang kali.

Di ruang tahta yang dingin, Li Wei menatap lukisan Mei Lian. Air mata mengalir di pipinya. Ia mengerti bahwa cintanya akan selalu terperangkap di antara dua dunia, antara mimpi dan kenyataan.

Kemudian, sebuah bisikan datang dari balik bayang-bayang istana... " Ingatlah janjiku, Li Wei…"

You Might Also Like: 0895403292432 Peluang Bisnis Kosmetik

Post a Comment