Seru Sih Ini! Aku Adalah Lagu Yang Hanya Ia Nyanyikan Saat Mabuk

Layar ponselku menyala. Notifikasi dari aplikasi musik, rekomendasi lagu patah hati. Ironis. Seperti hidupku, ironis. Hujan kota Jakarta di luar jendela mengaburkan lampu-lampu jalan. Aroma kopi pahit dari cangkir di sampingku tak mampu mengalahkan getir yang kurasakan.

Semua berawal dari sebuah likes di Instagram. Lalu obrolan singkat tentang band indie favorit. Kemudian, pertemuan di kedai kopi yang selalu ramai, di mana suara bising terasa nyaman karena menutupi detak jantungku yang berdebar terlalu keras. Dia, dengan senyumnya yang menenangkan dan mata cokelat yang menyimpan misteri.

Dia adalah melodi yang indah, sebuah lagu yang kupikir akan terus dimainkan. Tapi, ternyata, aku hanyalah bagian refrain yang dinyanyikannya saat mabuk, saat dia merindukan seseorang yang bukan aku.

Sisa chat yang tak terkirim bertebaran di draft pesan. Kata-kata yang terlalu jujur, terlalu rentan. Aku tidak pernah berani mengirimkannya. Lebih baik menyimpan semua itu di dalam sunyi, di dalam kenangan yang perlahan memudar seperti foto lama.

Ada rasa kehilangan yang samar, seperti aroma parfumnya yang tertinggal di jaketku, mengingatkan akan malam-malam kita berjalan berdua di bawah hujan, tertawa tanpa beban. Ada pula pertanyaan yang menggantung, tentang hubungan yang tidak pernah terdefinisi dengan jelas. Tentang hati yang tidak pernah sepenuhnya kumiliki.

Malam ini, aku menemukan sebuah foto lama di ponselnya. Foto seorang wanita. Senyumnya identik dengan senyumnya. Mata cokelatnya menyimpan rahasia yang sama. Inilah alasannya. Semua potongan teka-teki itu akhirnya menyatu. Aku hanyalah pengisi kekosongan, pelarian sementara.

Air mata mengalir tanpa suara. Bukan karena sedih, tapi karena kecewa. Kecewa pada diri sendiri karena telah memberikan terlalu banyak, berharap terlalu tinggi.

Saatnya balas dendam yang lembut. Bukan teriakan, bukan makian. Hanya ketenangan.

Ketik pesan terakhir: "Aku paham." Kirim.

Blokir semua kontaknya. Hapus semua fotonya. Hapus semua kenangan.

Bangkit. Berjalan menuju jendela. Menatap hujan kota yang kini terasa indah.

Tarik napas dalam-dalam. Tersenyum.

"Terima kasih telah mengajariku arti kehilangan."

Aku melangkah pergi.

Dan dia akan bertanya-tanya kemana lagu itu menghilang, dan kenapa, untuk pertama kalinya, dia menyesali mabuk.

You Might Also Like: 0895403292432 Beli Skincare Terbaik

OldestNewer

Post a Comment