Absurd tapi Seru: Pelukan Yang Tak Pernah Kau Lupakan

Pelukan yang Tak Pernah Kau Lupakan

Derap langkah bergema di lorong istana yang sunyi. Bukan di dunia manusia, melainkan di Alam Bayangan, tempat roh-roh bergentayangan dengan kesunyian abadi. Di sanalah, Lin Yue, seorang gadis yang ingatannya terpenggal, terbangun. Bukan dari tidur, melainkan dari ketiadaan.

Lin Yue mendapati dirinya mengenakan hanfu putih yang berkilauan diterangi Lentera Air, lentera yang menyala bukan dengan api, melainkan dengan ingatan. Semakin terang lentera, semakin jelas fragmen masa lalunya muncul: senyuman seorang pria, aroma bunga persik, dan…kematian yang tiba-tiba.

"Kau milikku, Lin Yue," suara berbisik dari balik bayangan yang menari di dinding. Bayangan itu berbicara, bukan dengan kata-kata, melainkan dengan emosi. Bayangan itu mencintainya. Namun, cinta yang terasa salah.

Di dunia manusia, Kaisar Xuan Yi merindukan seorang wanita yang hanya hadir dalam mimpinya. Setiap malam, di bawah Bulan yang Mengingat Nama, ia memanggil Lin Yue. Bukan nama asing, melainkan nama yang terpatri di jiwanya, seolah mereka ditakdirkan bersama.

Lin Yue menyadari, kematiannya di dunia manusia bukanlah akhir. Itu adalah AWAL. Awal dari takdir yang terjalin di antara dua dunia. Dia bukan sekadar gadis biasa. Dia adalah jembatan, penghubung antara kehidupan dan kematian, antara cinta dan pengorbanan.

Semakin dalam Lin Yue menyelami Alam Bayangan, semakin banyak rahasia terkuak. Kaisar Xuan Yi bukanlah hanya seorang kaisar yang berduka. Ia memiliki kekuatan tersembunyi, kekuatan yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan kedua dunia.

Namun, ada kekuatan lain yang lebih gelap, yang bersembunyi di balik jubah kesetiaan. Seorang penasihat istana yang selalu tersenyum, tetapi matanya menyimpan perhitungan dingin. Dialah yang memanipulasi takdir, yang menginginkan kekuatan Lin Yue untuk dirinya sendiri. Dialah yang meracuni Lin Yue di dunia manusia.

Siapakah yang mencintai Lin Yue dengan tulus? Kaisar Xuan Yi yang dirundung duka, atau Bayangan yang melindunginya di Alam Bayangan? Atau justru tak seorang pun, dan Lin Yue hanyalah pion dalam permainan takdir yang kejam?

Pada malam puncak, ketika Bulan purnama bersinar paling terang, Lin Yue menghadapi kebenaran yang pahit. Bayangan itu bukan mencintainya, melainkan menggunakan ingatannya untuk menghidupkan kembali kekasihnya yang telah lama hilang. Dan Kaisar Xuan Yi… Ia bukan hanya merindukan Lin Yue, melainkan terikat dengannya oleh sumpah kuno.

Pertempuran sengit terjadi di antara dua dunia. Lin Yue, dengan kekuatan barunya, memilih untuk melawan, bukan untuk dikendalikan. Ia melepaskan diri dari belenggu takdir, memutuskan rantai masa lalu.

Sang penasihat istana akhirnya dikalahkan. Bayangan itu menghilang, lenyap bersama ilusi cintanya. Kaisar Xuan Yi, dengan mata berkaca-kaca, mengulurkan tangan padanya.

"Lin Yue…" bisiknya.

Namun, Lin Yue tidak kembali ke dunia manusia. Ia tetap di Alam Bayangan, bukan sebagai tawanan, melainkan sebagai penjaga. Ia memilih untuk melindungi keseimbangan antara kehidupan dan kematian, untuk memastikan tidak ada lagi yang menjadi korban manipulasi takdir.

Saat senja menyelimuti Alam Bayangan, Lin Yue berdiri di bawah Bulan yang Mengingat Nama. Ia tersenyum, senyuman yang penuh dengan kedamaian dan sedikit kesedihan.

Di antara detak jantungmu yang terakhir, namaku akan tetap bergema.

You Might Also Like: Remembering Debra Larnder Life

Post a Comment