Kabut lavender menyelimuti Wuzhen, kota air tempatku dilahirkan kembali. Aroma teh chrysanthemum dan melati selalu membuatku merasa familiar, seperti mimpi yang terus berulang. Namun, ada sesuatu yang hilang, sebuah simfoni yang tidak lengkap dalam jiwaku. Namaku sekarang adalah Lian, seorang pelukis yang hidup tenang, namun hatiku menyimpan gema dari masa lalu yang jauh, masa lalu yang bernama Mei.
Di kehidupan sebelumnya, aku adalah Mei, putri seorang jenderal besar. Aku mencintai seorang sarjana muda bernama Jian, seorang pria dengan senyum yang menaklukkan seluruh langit Wuzhen. Kami berjanji di bawah pohon sakura yang mekar penuh, janji abadi yang terukir di jiwa. Jian berjanji akan selalu melindungiku, namun dia berkhianat. Dia mengkhianatiku demi ambisi, demi tahta, menyerahkanku ke tangan musuh untuk mendapatkan kekuasaan. Aku mati dengan luka di dada dan dendam di hati.
Reinkarnasi adalah karma, begitu kata para tetua. Dan aku, Lian, adalah bukti nyatanya.
Seiring berjalannya waktu, fragmen-fragmen masa lalu mulai bermunculan. Mimpi-mimpi aneh tentang istana yang terbakar, suara pedang beradu, dan wajah Jian yang dipenuhi kebencian. Semakin aku melukis, semakin jelas gambaran itu. Wajah Jian yang dulu kurindu, kini menjadi momok yang menghantuiku.
Suatu hari, seorang pria bernama Lin tiba di Wuzhen. Dia adalah seorang pejabat tinggi, berkuasa dan karismatik. Wajahnya... wajahnya identik dengan Jian. Instingku berteriak. Dia adalah Jian, reinkarnasi dari pengkhianat itu.
Lin mendekatiku, berusaha memenangkan hatiku. Dia berbicara tentang takdir, tentang pertemuan jiwa yang tak terhindarkan. Dia tidak tahu siapa aku sebenarnya. Dia tidak tahu DIA berbicara dengan wanita yang dia hancurkan di kehidupan sebelumnya.
Aku berpura-pura tertarik. Aku membiarkannya mendekat, merencanakan balas dendam yang lebih manis dari madu, lebih mematikan dari racun. Aku tidak akan membunuhnya, tidak seperti yang kulakukan dalam mimpiku. Aku akan menghancurkannya dengan cara yang paling kejam: dengan pilihan.
Lin menawarkan pernikahan, sebuah aliansi politik yang akan membuatnya semakin berkuasa. Aku tersenyum, menyembunyikan racun di balik bibir. Aku menerima lamarannya.
Pada hari pernikahan, di bawah langit Wuzhen yang kelabu, aku berdiri di sampingnya, mengenakan gaun merah yang menyala. Di depan seluruh tamu undangan, aku mengumumkan keputusanku: Aku menolak pernikahannya. Aku memilih untuk mengabdikan diriku pada seni, hidup bebas dan tanpa beban. Aku menolak takdir yang telah ia persiapkan untukku.
Wajah Lin memucat. Ambisinya runtuh di hadapanku. Dia mengerti, di detik itu, bahwa aku tahu segalanya. Aku melihat kekecewaan, kemarahan, dan ketakutan di matanya. Balas dendamku sempurna.
Aku berbalik dan pergi, meninggalkan Jian/Lin di altar, sendirian dengan dosa-dosanya. Aku merasakan kedamaian yang aneh, sebuah penutupan yang kutunggu selama berabad-abad.
Di akhir hidupku, yang kupikirkan hanyalah...
... Di kehidupan selanjutnya, mungkin, kita akan bertemu lagi, tapi kali ini, aku yang akan menulis takdir kita.
You Might Also Like: 0895403292432 Reseller Skincare Peluang
Post a Comment